Selasa, 25 Januari 2022

JUMLAH FI’LIYAH DAN JENIS-JENIS FI’ILNYA

JUMLAH FI’LIYAH DAN JENIS-JENIS FI’ILNYA

A. Apa itu Jumlah Fi'liyah?

Sebelum masuk pembahasan jumlah fi’liyah, ada yang tau apa itu jumlah? . jumlah disini bukan jumlah dalam bahasa indonesia ya (bilangan yang dikumpulkan jadi satu). Yang pernah belajar bahasa Arab di sekolah pasti tau. Ya betul, jumlah dalam bahasa Arab biasa disebut kalimat dalam bahasa Indonesia.

Nah, dalam bahasa Arab sama halnya bahasa Indonesia, ada pembagian jenis kalimat. Diantaranya dalam bahasa Arab, kalo dilihat dari segi kata yang mendahului, kalimat terbagi menjadi dua ; fi’liyah dan ismiyah. Maksudnyah?

Maksudnya gini, kata dalam bahasa Arab kan ada isim, juga fi’il. Nah, kalau yang mendahului itu isim. Namanya nanti disebut jumlah ismiyah. Sedangkan kalo yang mendahului itu fi’il, namanya nanti jumlah fi’liyah. Sudah  paham? Belum?

Ya sudah,, contoh :
1.       القلم في الحقيبة

2.       قرأ الطالب المجلة في المكتبة

Contoh nomor satu itu namanya jumlah ismiyah, karena kata yang mendahului berupa isim yaitu القلم (pulpen). Sedangkan contoh nomor dua namanya jumlah fi’liyah, karena kata yang mendahului berupa fi’il/kata kerja yaitu قرأ (membaca).
Sudah paham? Mudah-mudahan sudah ya, kalo kepanjangan nggak dibahas-bahas nanti topiknya. 

Yang belum paham silahkan komentar.

Langsung ke topik. Apa itu JUMLAH FI’LIYAH?

Ya, yang cermat dari pembahasan saya diatas pasti sudah tau. Yaitu, kalimat yang diawali oleh kata kerja atau fi’il. Dalam bahasa Indonesia dan bahasa yang lain, nggak ada jenis kalimat ini. Kalimat ini hanya ada dalam bahasa Arab. Sedangkan bahasa yang lain umumnya kalo nggak salah, mereka menggunakan susunan jumlah ismiyah.
Juga bisa dikatakan jumlah fi’liyah adalah kalimat verbal, Cuma uniknya predikatnya ini mendahului subjeknya. Bingung ya? Ya sama. Saya juga bingung.

Langsung contohnya saja.
قرأ أحمد القران           (ahmad membaca Al-Quran)
يجلس عمر                (umar duduk)
تكتب عين الدروس       (Aini menulis pelajaran)
 أذهب إلى المدرسة      (Saya pergi ke sekolah)

Dari susunan kalimat diatas bisa kita buat rumus untuk jumlah fi’ilyah , yaitu :

فعل + فاعل

Fi’il itu kata kerja, sedangkan fa’il itu subjek (pelaku).
Yang perlu diingat, susunan diatas adalah susunan minimal yang harus ada pada jumlah fi’liyah. Artine opo? Artinya nggak bisa Cuma fi’ilnya aja, atau fa’ilnya aja. Kaya aku nggak bisa hidup tanpa kamu. (eh?)

Jadi , susunan jumlah fi’liyah yaitu terdiri dari fi’il dan fa’il, nanti berbeda dengan jumlah ismiyah yang susunannya berupa mubtad’ dan khobar.
okelah, biar gampangnya kita coba uraikan contoh-contoh diatas :


مفعول به
فاعل
فعل



إلي المدرسة
القران

الدروس
أحمد
عمر
عين
سلمان
قرأ
يجلس
تكتب
يذهب

Dari contoh diatas sudah paham? Insya Alloh sudah ya.
Nah, yang perlu diingat, FA’IL meskipun subjek (pelaku), tidak selamanya berupa manusia, tapi bisa yang lainnya seperti contoh ini :

ينزل المطر  (turun hujan)  

Dari kalimat diatas yang menjadi subjek/Fa’il adalah المطر (hujan).
Juga fa’il nggak selamanya berbentuk isim zhohir (nampak) bisa berupa kata gantinya saja yang ada pada kata kerjanya. Contoh :

جاء رودي في المدرسة و يجلس قريبة من مدرسه

Kalimat yang bergaris merupakan jumlah fi’liyah, fi’ilnya nggak perlu disebutkan karena sudah disebutkan pada kalimat sebelumnya.

Kalau diartikan  : rudi sudah datang di sekolah, dan dia duduk dekat gurunya.

B. Jenis Fi'il dalam Jumlah Fi'liyah

Untuk mempermudah pemahaman , lihat kembali contoh sebelumnya :

مفعول به
فاعل
فعل



إلي المدرسة
القران

الدروس
أحمد
عمر
عين
سلمان
قرأ
يجلس
تكتب
يذهب

Apa perbedaannya? . Ya, terkadang ada kalimat yang memiliki maf’ul bih , terkadang juga tidak. Kenapa?
Alasannya dipengaruhi oleh jenis fi’ilnya.
Ada dua jenis fi’il yang didasarkan perlunya maf’ul bih dimunculkan. Oh iya, maf’ul bih dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai objek.

1.   1. Fi’il Lazim (Kata kerja intransitif)
    Adalah kata kerja yang tidak memiliki maf’ul bih (objek). Atau biasa disebut dalam bahasa Indonesia yaitu kata kerja intransitif.
درس مجاهد في الغرفة
قمت مع صديقي

      2.  Fi’il Muta’adi (Kata Kerja Transitif)
    Adalah kata kerja yang memiliki maf’ul bih (objek). Atau biasa disebut sebaga kata kerja transitif.
Contoh :
قرأت الكتاب في غرفة الجلوس
يركب السيارة إلى المدرسة

Dari dua jenis diatas berarti ada dua susunan dalam jumlah fi’liyah , yaitu :

فعل + فاعل
فعل  + فاعل + مفعول به
Yak itulah penjelasan tentang  jumlah fi’liyah dan jenis-jenis fi’ilnya. Jadi bisa kita ambil kesimpulan sbb :



Okeh, syukron 'ala ihtimamikum, tunggu artikel selanjutnya. ^_^ 
 

22 comments:

  1. saran ajj buat artikelnya..
    itu bahasa arabnya kasih harakat dong pak soalnya kami para pelajar belom ngerti. ntr haraktnya ada yg diubah" lagi gitu

    BalasHapus
  2. kalau jumlah fi'liyah, awalnya boleh berupa isim dulu nggak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gaboleh kan sdh dijelaskan kalo diawali isim namanya jumlah ismiyah

      Hapus
  3. @sabah ashfiya, tidak bisa, karena jumlah fi'liyah itu sudaj dijelas diawali dengan fi'il

    BalasHapus
  4. @sabah ashfiya, kalo diawali dgn isim brarti itu jumlah ismiyah..

    BalasHapus
  5. Pengertiannya fi'liyah itu apa om?

    BalasHapus
  6. Aku br sj.belajar jd g bs comment......mksihhhh u yg udah jwb yaaaa.slm knl

    BalasHapus
  7. Kalau setelah fiil lalu fail dan maf'ul...apakah maf'ulnya boleh lebih dari satu

    BalasHapus
    Balasan
    1. boleh, ada jenis fiil yang memang membutuhkan 2 ato 3 maful

      Hapus
  8. Kalau isim nama termasuk maf'ul atau fa'il?
    Kalau huruf termasuk apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. T peduli nama tao bukan bentuk isim... t berpngaruh pada fail taupun maful... karena maful tau fail adalah kedudukan...

      Hapus
  9. Jika failnya tatsniya/jama'... Apakah fi'ilnya ttp mufrod?

    BalasHapus
    Balasan
    1. berubah..bahkan utk muannats n mudzakkar juga beda fi'ilnya..bantu jawab

      Hapus
    2. Kalo jumlah fi'liyah fiilnya tetap mufrod dengan menyesuaikan domirnya saja


      Kalo jumlah ismiyah, jika khobarnya berupa fiil , wajib sama dengan mubtadaknya

      Hapus
    3. Kalo jumlah fi'liyah fiilnya tetap mufrod dengan menyesuaikan domirnya saja


      Kalo jumlah ismiyah, jika khobarnya berupa fiil , wajib sama dengan mubtadaknya

      Hapus
  10. Kalau fa'ilnya tasniyah ya fi'ilnya juga tasniyah. Harus nyambung tw conect

    BalasHapus
  11. Kenapa jumlah ismiyah di ktakan tidak berubah2
    Sdgkan jmlah fikliyah dikatakn brubh2

    BalasHapus
  12. apakah ada jumlah fi'liyyah yang kalau ditulis nggak ada fiilnya (tidak tertulis

    BalasHapus
  13. Apakah jumlah fi'liyah bisa memiliki maf'ul lebih dari satu?

    BalasHapus

harap komentar dengan kata-kata sopan dan bukan komentar spam, cara anda berkomentar menandakan kepribadian anda. Terima Kasih!

please comment with polite words and not a spam comments, how you commented signifies your personality. Thank You!

يرجى التعليق بكلمات مهذبة وليس البريد المزعج تعليقات، وكيف علق يدل على شخصيتك. شكرا.

 
Top